Namaku Veronika Shyla, panggil saja Shyla. Aku kini duduk di bangku SMA,
kelas 11. Aku adalah seorang remaja putri biasa, bukan siapa-siapa.
Aku memiliki seorang sahabat, Priscilla Viona, panggil saja Viana. Hanya
dia yang selalu mengerti perasaanku, saat senang ataupun sedih, dia
selalu ada buatku, sama seperti aku selalu ada untuknya.
Di suatu hari.. aku dan Viona bertemu dengan seorang remaja pria,
namanya Sam, tepatnya lagi Samuel Anthony. Dia seorang remaja yang
tinggi, pintar, baik dan ramah. Tak menyangka, aku dan Viona,
menyukainya. Tetapi kami saling jujur, dan berjanji akan bersaing sehat,
dan kami tetap bersahabat.
Pada suatu hari, akhir bulan Januari yang cerah, Sam menemuiku.
“Shyla!” “Ya?” jawabku. “Kamu tau nggak ada pesta dansa bulan Februari
nanti?” “enggak tuh?” jawabku. “Iya, jadi kita disuruh cari pasangan
untuk acara pesta dansa di hari Valentine nanti. Kamu sudah ada pasangan
belum?” tanya Sam. “Emm.. emm.. Belum Sam” jawabku malu, dalam hatiku
senang.
“Em.. kamu mau kan jadi pasanganku buat pesta dansa bulan depan?” “Boleh
deh” “Oke, besok 2 minggu lagi aku jemput di rumah kamu ya” “Oh, oke
Sam” jawabku. Lalu Sam pergi meninggalkanku. Aku pun juga beranjak dari
situ. Aku masih belum percaya, apa yang telah terjadi? Sam mengajakku
untuk jadi pasangannya? Senangnya aku.. semoga ini bukan mimpi.
Lalu aku langsung menemui Viona, dan menceritakan apa yang baru saja
terjadi. Viona ikut senang, dan sama sekali tidak iri, dia menepati
janjinya. Tetapi.. Viona belum mendapat pasangan untuk pesta dansa
nanti.
Tanggal 13 Februari… Viona datang ke rumahku, untuk mempersiapkan
kostum pesta dansa besok, walaupun ia belum mendapat pasangan, tapi aku
akan membantunya. Di kamarku, aku dan Viona mencoba dan memilih gaun
yang cocok. Sambil bercanda dan tertawa riang dengan Viona, aku mencoba
gaunku satu persatu. Tak lama kemudian, aku dan Viona mendapatkan gaun
yang cocok.
Besok aku akan mengenakan gaun berwarna biru cerah, dan sepatu
berwarna putih gradasi biru muda, serta gelang, kalung, anting berwarna
biru, dan semua accessories lainnya berwarna biru. Sedangkan Viona akan
memakai gaun indah berwarna ungu, dengan sepatu pasangannya serta
accessories pasangannya.
Sebentar lagi malam akan tiba, Viona pulang ke rumahnya. Aku pun
tidur di kamarku, sambil membayangkan apa yang akan terjadi besok, aku
berharap… ya, aku berkhayal, lalu aku pun tertidur.
Keesokan paginya, kusambut pagi dengan tersenyum, lalu berdoa, bersyukur karena aku masih bisa hidup hari ini.
Di sekolah, tidak ada pelajaran, murid-murid sibuk mendeko sekolah untuk
acara malam nanti. Tiba-tiba… Aduhhh.. aku terjatuh, aku bertabrakan..
lalu aku melihat, siapa yang menabrakku. “Sam?” “Maaf Shyla, aku tadi
nggak lihat jalan, sibuk membawa barang-barang ini” Sam membantuku
berdiri. “Iya, nggak papa, lain kali hati-hati ya” “Iya.. shyla, nanti
malam jam 18.30 aku jemput ya, acara pesta dansa akan dimulai jam 19.00”
“Siap boss..” candaku.
Kring.. kringg…
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, aku keluar sekolah dan menunggu Pak
Albert, sopir pribadi keluargaku. Tak lama, Pak Albert datang, dan aku
pulang ke rumah.
Jam menunjukkan pukul 16.00, tak terasa, waktu cepat sekali berjalan.
Lalu, aku menyiapkan gaunku dan accessories yang akan kukenakan nanti,
dan dua buah bingkisan kecil, untuk Viona, dan juga.. Sam.
Lalu aku memakai gaun biru itu. Dengan gelang biru melingkar indah di
tanganku, kalung biru gradasi putih melingkar di leherku, dan anting
biru indah ada di telingaku. Aku mengaca, dan mulai menata rambutku. Aku
mengepang rambutku, tapi bukan kepang biasa, kepang yang indah, unik
dan kreatif, aku lihat dari Youtube. Setelah selesai mengepang, kuberi
hiasan rambut berwarna putih yang melengkapi rambutku.
Jam menunjukkan pukul 18.00, aku memakai sepatuku dan turun ke lantai
bawah sambil menunggu Sam datang. Tak lama, Sam pun datang. Keluar dari
mobilnya dengan memakai jas berwarna hitam, celana panjang hitam, serta
dasi berwarna biru. Wow, tak menyangka, dia juga memakai warna biru.
Lalu Sam menyapaku, dan mengajakku masuk ke mobilnya.
Dalam perjalanan ke sekolah, Sam memujiku “Shyla, kamu beda, kamu cantik
hari ini” “Memangnya kemarin aku nggak cantik ya?” “Cantik kok, cuma
hari ini kamu cantik banget” “Hahaha, iya makasih”
Tak lama kemudian, aku sampai di sekolah. Dan Sam bergegas turun dan
membukakan pintu mobil untukku. Betapa senangnya aku hari ini. Lalu kami
masuk, ternyata Viona sudah sampai. “Viona, kamu belum ada pasangan?”
tanya Sam pada Viona. “Belum Sam” jawab Viona. “Wah, pas banget, itu si
Michael belum dapat pasangan juga” “Michael? Siapa itu Sam?” tanya
Viona. “Anak baru di kelas 11” “Hai..” tiba-tiba ada seorang pria yang
menyapa kami bertiga. “Nah ini Michael, Michael ini Viona, dia belum
dapat pasangan” kata Sam. “Ohh.. Viona, kamu mau kan jadi pasangan
dansaku?” tanya Michael “tentu” jawab Viona.
Acara pun dimulai, acara yang pertama adalah bertukar kado Valentine.
Aku memberikan bingkisan kecil untuk Viona, yaitu sebuah gelang yang
indah, dan juga untuk Sam, sebatang coklat. Ternyata Sam juga memberiku
bingkisan, yaitu sebuah cincin yang sangat indah. “Terimakasih Shyla”
“Terimakasih juga, Sam”
Acara pertama selesai.. kini acara kedua, pesta dansa. Musik mulai diputar, dan aku berdansa dengan Sam. Seperti mimpi rasanya..
Tiba-tiba, aku pingsan dan terjatuh, tapi Sam menangkapku. Viona
langsung menolongku dan membawaku ke UKS. Disitu, Viona menceritakan
tentang penyakit yang pernah kuderita, “gagar otak ringan”. Sam
terkejut, dan tak menyangka.
Lalu Sam, Viona, dan Michael mengantarkan aku sampai ke rumah. Di
rumah, aku mulai sadar, dan Viona menceritakan apa yang telah terjadi
padaku. “Jadi kalian semua tau, kalau aku sakit..” “Gagar otak ringan..”
Sam memotong pembicaraanku. “Sam..” kataku pelan. “Tak apa, Shyla, aku
tak akan menjauhimu, aku menerimamu apa adanya” kata Sam. “Apa maksudmu
Sam?” “Shyla, kamu maukan jadi pacarku? Aku menerimamu apa adanya,
kekurangan dan kelebihanmu” kata Sam. “Benarkah?” tanyaku bingung. “Ya,
Shyla, jadi…?” “Udah Shyl, terima ajaa” kata Viona “Umm.. tapi Vi..”
“Enggak papa, aku udah jadian sama Michael tadi, waktu acara tukar
hadiah” kata Viona “Benarkah Vi? Wah, selamat ya Vi, Mic!” kataku. “Jadi
Shyl..” tanya Sam lagi. “Iya deh, aku mau Sam” Lalu Sam tersenyum dan
memelukku.
Jadi, Viona jatuh cinta pada pandangan pertama, dengan Michael.
Senangnya aku hari ini.. Sam, terimakasih karena kamu mau menerimaku apa
adanya. Batinku di kamar, saat Viona, Sam dan Michael pulang.
Kini aku bahagia, terimakasih Sam, Viona dan Michael, maafkan aku,
aku harus pergi. Ini adalah hari terindah yang pernah ada. Lalu aku
tertidur, tetapi tertidur, untuk selamanya.
SUMBER
Cerpenmu.com
Rabu, 17 Juni 2015
Liburan bersama Keluarga
Assalamualaikum Wr.Wb
Halo nama saya Anisa Putri Utami. Pada hari sabtu waktu liburan saya dan keluarga jalan-jalan ke kebun binatang, di jalannya macet, dan saya sampai di kebun binatang saya beli 3 tiket, disana saya keliling-liling kebun binatang saya melihat orang hutan lagi tidur, saya juga melihat ular ada ular king kobra, ular phiton dan lain lain, dan selain orang hutan dan ular disana juga terdapat binatang ada binatang monyet, komodo, buaya, burung merak, burung kakak tua, unta, gajah dan masih banyak lagi.
saya,ibu dan ayah beristirahat di bawah pohon, sesudah beristirahat saya langsung jalan-jalan lagi, disana ada monyet, sesudah dari kandang monyet saya langsung foto-foto, sesudah berfoto-foto.saya langsung keliling lagi,saya ketemu sama pawang ular kobra di depan gerbang perahu atau sepeda air, sesudah lihat king kobra,saya turun ke bawah disana kelihatan ada harimau, sesudah lihat harimau saya langsung beli tiket untuk naik perahu dayung saya difoto sedang naik perahu, sesudah naik perahu saya...tiba-tiba perut saya lapar saya makan dulu di cfc hehe..
sehabis makan dicfc saya langsung pulang bersama kelurga,dan alhamdulillah jalanannya lancar.
sampailah dirumah..selamat sampai tujuan!!!
Cerpen Karangan: Anisa Putri Utami
Halo nama saya Anisa Putri Utami. Pada hari sabtu waktu liburan saya dan keluarga jalan-jalan ke kebun binatang, di jalannya macet, dan saya sampai di kebun binatang saya beli 3 tiket, disana saya keliling-liling kebun binatang saya melihat orang hutan lagi tidur, saya juga melihat ular ada ular king kobra, ular phiton dan lain lain, dan selain orang hutan dan ular disana juga terdapat binatang ada binatang monyet, komodo, buaya, burung merak, burung kakak tua, unta, gajah dan masih banyak lagi.
saya,ibu dan ayah beristirahat di bawah pohon, sesudah beristirahat saya langsung jalan-jalan lagi, disana ada monyet, sesudah dari kandang monyet saya langsung foto-foto, sesudah berfoto-foto.saya langsung keliling lagi,saya ketemu sama pawang ular kobra di depan gerbang perahu atau sepeda air, sesudah lihat king kobra,saya turun ke bawah disana kelihatan ada harimau, sesudah lihat harimau saya langsung beli tiket untuk naik perahu dayung saya difoto sedang naik perahu, sesudah naik perahu saya...tiba-tiba perut saya lapar saya makan dulu di cfc hehe..
sehabis makan dicfc saya langsung pulang bersama kelurga,dan alhamdulillah jalanannya lancar.
sampailah dirumah..selamat sampai tujuan!!!
Cerpen Karangan: Anisa Putri Utami
Minggu, 07 Juni 2015
MASALAH SIFAT2 KEWARGANEGARAAN DAN PATRIOTISME DI INDONESIA
NAMA : Anisa Putri Utami
KELAS : 1dd01
NPM : 31214292
PKN
MANAJEMEN PEMASARAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
NASIONALISME DAN PATRIOTISME
Nasionalisme berasal
dari kata nation yang berarti bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ali
dkk., 1994:89), kata bangsa memiliki arti:
(1).kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan
sejarahnya serta pemerintahan sendiri;
(2).golongan manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai
asal- usul yang sama
dan sifat khas yang sama atau bersamaan; dan
(3).kumpulan manusia yang biasanya terikat karena
kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan yang biasanya menempati
wilayah tertentu di muka bumi. Beberapa makna kata bangsa diatas menunjukkan
arti bahwa bangsa adalah kesatuan yang timbul dari kesamaan keturunan,
budaya, pemerintahan, dan tempat. Pengertian ini berkaitan dengan arti kata
suku yang dalam kamus yang sama diartikan sebagai golongan orang-orang
(keluarga) yang seturunan; golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang
besar (ibid, 1994:970).
Beberapa suku atau
ras dapat menjadi pembentuk sebuah bangsa dengan syarat ada kehendak untuk
bersatu yang diwujudkan dalam pembentukan pemerintahan yang ditaati bersama.
Kata bangsa mempunyai dua pengertian: pengertian antropologis-sosiologis dan pengertian politis. Menurut pengertian antropologis-sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat yang merupakan persekutuan-hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota masyarakat tersebut merasa satu kesatuan suku, bahasa, agama, sejarah, dan adat istiadat. Pengertian ini memungkinkan adanya beberapa bangsa dalam sebuah negara dan sebaliknya satu bangsa tersebar pada lebih dari satu negara.
Kata bangsa mempunyai dua pengertian: pengertian antropologis-sosiologis dan pengertian politis. Menurut pengertian antropologis-sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat yang merupakan persekutuan-hidup yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota masyarakat tersebut merasa satu kesatuan suku, bahasa, agama, sejarah, dan adat istiadat. Pengertian ini memungkinkan adanya beberapa bangsa dalam sebuah negara dan sebaliknya satu bangsa tersebar pada lebih dari satu negara.
Sementara dalam
pengertian politis, bangsa adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke
luar dan ke dalam. Bangsa (nation) dalam pengertian politis inilah yang
kemudian menjadi pokok pembahasan nasionalisme (Nur dalam Yatim, 2001:57 58).
Istilah nasionalisme yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia memiliki dua pengertian: paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri dan kesadaran keanggotan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan menngabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu (Op. cit, 1994:684).
Istilah nasionalisme yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia memiliki dua pengertian: paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri dan kesadaran keanggotan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan menngabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu (Op. cit, 1994:684).
Dengan
demikian, nasionalisme berarti menyatakan keunggulan suatu afinitas kelompok
yang didasarkan atas kesamaan bahasa, budaya, dan wilayah. Istilah nasionalis
dan nasional, yang berasal dari bahasa Latin yang berarti “lahir di”,
kadangkala tumpang tindih dengan istilah yang berasal dari bahasa Yunani,
etnik. Namun istilah yang disebut terakhir ini biasanya digunakan untuk
menunjuk kepada kultur, bahasa, dan keturunan di luar konteks politik (Riff,
1995: 193—194).
Di
Indonesia, nasionalisme melahirkan Pancasila sebagai ideologi negara.
Perumusan Pancasila sebagai ideologi negara
terjadi dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Di dalam badan inilah Soekarno mencetuskan ide yang merupakan
perkembangan dari pemikirannya tentang persatuan tiga aliran besar:
Nasionalisme, Islam, dan Marxis. Pemahamannya tentang tiga hal ini berbeda dengan pemahaman orang lain yang mengandaikan ketiganya tidak dapat
disatukan. Dalam sebuah artikel yang
ditulisnya
dia menyatakan, “Saya tetap nasionalis, tetap Islam, tetap Marxis, sintese dari
tiga hal inilah memenuhi saya punya dada. Satu sintese yang menurut anggapan saya
sendiri adalah sintese yang geweldig (Soekarno dalam Yatim, 2001:155).
Dalam
artikel itu, dia juga menjelaskan bahwa Islam telah menebalkan rasa dan haluan
nasionalisme. Cita-cita Islam untuk mewujudkan persaudaraan umat manusia
dinilai Soekarno tidak bertentangan dengan konsep nasionalismenya. Pemisahan
itu tidak berarti menghilangkan kemungkinan untuk memberlakukan hukum-hukum
Islam dalam negara, karena bila anggota parlemen sebagian besar orang-orang
yang berjiwa Islam, mereka dapat mengusulkan dan memasukkan peraturan agama
dalam undang-undang negara. Itulah cita ideal negara Islam menurut Soekarno
(ibid, 2001:156). Dengan dasar pemikiran itulah, Soekarno mengusulkan lima asas
untuk negara Indonesia merdeka. Kelima asas itu adalah:
(1).Kebangsaan Indonesia,
(1).Kebangsaan Indonesia,
(2).Internasionalisme atau peri kemanusiaan,
(3).Mufakat atau demokrasi,
(4).Kesejahteraan sosial,
(5).Ketuhanan.
Usulan
ini menimbulkan perbedaan pendapat antara nasionalis sekuler dan nasionalis
Islam dan mendorong pembentukan sub panitia yang terdiri dari empat orang wakil
nasionalis sekuler dan empat orang wakil nasionalis Islam serta Soekarno
sebagai ketua sekaligus penengah. Pertemuan sub panitia ini menghasilkan
rumusan yang kemudian dikenal dengan Piagam Jakarta. Usulan Soekarno menjadi
inti dari Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan: urutan kelima sila dan
penambahan anak kalimat pada sila ketuhanan. Akhirnya anak kalimat yang
tercantum dalam Piagam Jakarta diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang
kemudian menjadi bentuk akhir Pancasila dasar bagi nasionalisme Indonesia yang sekuler
religius.
Nasionalisme Pancasila
Pada
prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
1.menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan
2.menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara
3.bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri
4.mengakui persamaan derajat, persamaan
hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa
5.menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia
6.mengembangkan sikap tenggang rasa
7.tidak semena-mena
terhadap orang lain
8.gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan
9.senantiasa menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan
10.berani membela
kebenaran dan keadilan
11. merasa bahwa bangsa
Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia
12. menganggap pentingnya
sikap saling menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.
Dalam zaman modern ini,
nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan
yang berlandaskan nasionalisme secara etnik
serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan
mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional
sosialisme, pengasingan dan
sebagainya. Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham
negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis,
budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan
dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen
tersebut.
1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif
rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik".
2. Nasionalisme
etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan
konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
3. Nasionalisme
romantik (juga disebut nasionalisme
organik, nasionalisme identitas)
adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran
politik secara semulajadi
("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme
Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan"
seperti warna
kulit, ras dan sebagainya.
5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi
nasionalisme kewarganegaraan,
selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah
kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
6. Nasionalisme
agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi
politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis
adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.
A.2 Patriotisme
Patriotisme atau
Kepahlawanan adalah watak untuk berkorban guna sesuatu tugas Besar dan Cita2
Besar sebagai perluasan dari “Pahlawan adalah ia yang berkorban untuk Tugas
besar dan Cita2 besar” [Un hero est celui, qui se sacrifie a un grand devoir,
ou a une grande idée”; Livre d’Or, De la Comptesse Diane]. Kepahlawanan bukan
monopolinya seseorang atau segolongan tetapi Kepahlawanan adalah suatu
perhiasan watak, yang setiap rakyat kita dapat memiliki, asal ia bersedia
berkorban untuk “un grand devoir” (untuk sesuatu Tugas besar) atau untuk “une
grand idée” (untuk sesuatu Cita2 besar).
Tugas besar dan
Cita-cita besar itu ialah tidak lain daripada hidup merdeka, bernegara
kebangsaan, sederajat dengan bangsa2 lain dalam keadaan mana Rakyat semua
memperkembangkan dan dapat menyuburkan nilai2 kemanusiaannya. Dan bila yang
dimaksud dengan semangat Kepahlawanan itu adalah cara berdaya dan berusaha untuk
menjalankan Tugas besar dan Cita2 besar itu, maka teranglah kiranya, bahwa cara
amal dan cara perbuatan itulah yang penting sekali.
Amal dan perbuatan,
dijiwai dengan semangat bersedia untuk berkorban, menentukan nilai dan mutu
Kepahlawanan setiap orang. Dan tidak sedikit pula yang diharapkan dari kita
semua amal dan perbuatan yang sesuai dengan keadaan yang nyata daripada Rakyat
kita dewasa ini. Untuk inipun diperlukan dari kita sekalian keberanian dan
kejujuran dalam menilai keadaan dan perasaan Rakyat kita yang sebenar-benarnya.
Untuk Negara Pancasila, para pahlawan Rakyat kita dulu itu berjoang dan
berkorban ! Dan mereka meninggalkan kepada kita dewasa ini, suatu Amanat suci
dan Amanat keramat yakni Amanat Kepahlawanan Rakyat Indonesia, amanat tentang
caranya melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat kita.
Pada pokoknya, cara-cara perjuangan dan kebaktiannya itu
ialah secara revolusioner, secara dinamis, secara heroik dan patriotik, dan
terutama secara jujur dan ikhlas, dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. B.1 Strategi
yang dapat dilakukan untuk menguatkan rasa Nasionalisme dan Patriotisme di Era
Global.
Semangat nasionalisme dan patriotisme sangat
diperlukan dalam pembangunan bangsa agar setiap elemen bangsa bekerja dan
berjuang keras mencapai jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa
yang bermartabat. Jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa ini
merupakan modal yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan di
masa depan. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam konteks
globalisasi saat ini harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis
dalam percaturan global. Oleh karena itu, strategi yang dapat dilakukan antara
lain:
1. Penguatan peran
lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat
nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai
contoh: Gerakan Pramuka. Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan.
Mereka sepertinya menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat
berperan sebagai subjek maupun objek.
2. Penguatan semangat
nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang tinggal di
wilayah-wilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis
3. Penguatan semangat
nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di daerah rawan pangan
(miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam.
4. Peningkatan apresiasi
terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha melestarikan dan
mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau
kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia
internasional.
Peningkatan peran Pemerintah dan masyarakat RI
dalam ikut berperan aktif dalam penyelesaian berbagai persoalan regional dan
internasional, seperti: penyelesaian konflik, kesehatan, lingkungan hidup, dan
lain-lain
B.2 Membangkitkan
Rasa Nasionalisme dengan Menghargai Keragaman
Di Republik
Indonesia kita ini tidak mengenal adanya perbedaan etnis, siapakah dia dan dari
rumpun manakah dia berasal yang jelas itulah Indonesia, yang melalui Kongres
Pemuda Tahun 1928 di Jakarta diikat dengan semangat Sumpah Pemuda. Ber Tanah
Air yang Satu, Tanah Air Indonesia. Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia. Dan
Berbahasa yang Satu, Bahasa Indonesia.
Pemersatu
Berangkat hal itu semua, marilah kita selalu berpegang kepada semangat ber-Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan pemersatu bangsa sejak dulu. Hilangkan pikiran-pikiran baru yang rusak dan tidak bertanggungjawab atas upaya untuk melakukan suatu pergeseran makna rasa kebersamaan dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semua harus sadar bahwa ketika hak azasi seseorang yang terlahir dan berasal-usul dari wilayah negeri yang terbentang dari Sabang hingga Merauke ini juga memiliki hak dan kewajiban serta tanggungjawab yang sama atas bangsa dan negaranya. Oleh karena perlunya kita menghargai keragamanan, tentunya dimanapun terjadinya pesta demokrasi baik di pusat atau di daerah, hendaknya menjadi ajang aspirasi yang paling demokratis tanpa dibayangi atau dihantui serta diracuni dengan pikiran-pikiran sempit dari sebagian atau sekelompok orang tertentu yang hendak memudarkan semangat Nasionalisme dalam konteks berbangsa dan bernegara.
Dengan memegang semangat nasionalisme yang tinggi atau
menghargai sebuah keragaman seperti yang dimaksudkan di atas, maka pada
akhirnya nanti masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi benar-benar
akan menikmati pesta demokrasi ini secara lansung, umum, bebas dan rahasia
serta jujur dan adil sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang DaBerangkat hal itu semua, marilah kita selalu berpegang kepada semangat ber-Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan pemersatu bangsa sejak dulu. Hilangkan pikiran-pikiran baru yang rusak dan tidak bertanggungjawab atas upaya untuk melakukan suatu pergeseran makna rasa kebersamaan dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semua harus sadar bahwa ketika hak azasi seseorang yang terlahir dan berasal-usul dari wilayah negeri yang terbentang dari Sabang hingga Merauke ini juga memiliki hak dan kewajiban serta tanggungjawab yang sama atas bangsa dan negaranya. Oleh karena perlunya kita menghargai keragamanan, tentunya dimanapun terjadinya pesta demokrasi baik di pusat atau di daerah, hendaknya menjadi ajang aspirasi yang paling demokratis tanpa dibayangi atau dihantui serta diracuni dengan pikiran-pikiran sempit dari sebagian atau sekelompok orang tertentu yang hendak memudarkan semangat Nasionalisme dalam konteks berbangsa dan bernegara.
Dasar 1945 dan Pancasila.
B.3 Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-Nilai
Nasionalisme
Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi, yakni pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi juga merasuk dalam berbagai bidang
kehidupan, termasuk kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan
lain sebagainya. Hal ini tentunya akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme
terhadap bangsa. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-
lain. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala
informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Pengaruh positif
Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan
dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian
dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis
tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif
tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya
pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa
negara. Semakin terbukanya pasar internasional ini akan membuka peluang besar
kerja sama dalam sektor perekonomian nasional. Dengan adanya hal tersebut akan semakin
meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa guna menunjang kehidupan nasional bangsa
dan Negara.
Pengaruh adanya globalisasi dalam sektor sosial
budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik. Seperti membangun etos kerja
yang tinggi dan disiplin, serta meniru Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa. Pada
akhirnya, akan membawa kemajuan bangsa serta mempertebal rasa nasionalisme kita
terhadap bangsa.
Pengaruh negatif
Selain berdampak positif, munculnya globalisasi
juga berdampak negatif yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan.
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah
arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi
akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
Munculnya globalisasi juga berdampak pada aspek
ekonomi. Yakni, semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri.
Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri seperti Mc Donald, Coca-Cola,
Pizza Hut, dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di Indonesia. Dengan
hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
Mayarakat kita, khususnya anak muda, banyak yang lupa mengenai identitas diri
sebagai bangsa Indonesia. Karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat
yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Selain itu, globalisasi
juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara orang kaya dan
miskin. Ini disebabkan karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi
ekonomi.
Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara
langsung berdampak terhadap nasionalisme. Akan tetapi, secara keseluruhan dapat
menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan
hilang. Sebab, globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global.
Apapun yang ada di luar negeri dianggap baik serta mampu memberi aspirasi
kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Berdasarkan analisa dan uraian di atas,
pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh
karena itu, diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi
terhadap nilai nasionalisme.
B.4 Nasionalisme Indonesia yang Kian Memudar
Apakah nasionalisme Indonesia pun akan segera
berakhir? Pertanyaan ini relevan untuk didiskusikan ketika kita akan merayakan
hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, ketika para pemuda Indonesia bertekad
untuk berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu, Indonesia.
Tidak Cukup Hanya Hasrat Untuk Bersatu
Nasionalisme
Indonesia, yakni sebuah penegasan akan identitas diri versus
kolonialisme-imperialisme. Kesadaran sebagai bangsa yang adalah hasil
konstruksi atau bentukan mengandung kelemahan internal yang serius ketika
kolonialisme dan imperialisme tidak lagi menjadi sebuah ancaman. Karena itu,
nasionalisme kita akan ikut lenyap jika kita berhenti mengkonstruksi atau membentuknya—tanpa
harus menyebutnya sebagai sebuah nasionalisme
baru.
Pertama,
beberapa pengalaman kolektif seharusnya menjadi “roh baru” pembangkit semangat
nasionalisme Indonesia. Kedua, negara Indonesia sangat plural.
Identifikasi sebuah kelompok etnis atau agama pada identitas kolektif sebagai
bangsa hanya mungkin terjadi kalau negara mengakui, menerima, menghormati, dan
menjamin hak hidup mereka.
Masyarakat akan
merasa lebih aman dan diterima dalam kelompok etnis atau agamanya ketika negara
gagal menjamin kebebasan beragama—termasuk kebebasan beribadah dan mendirikan
rumah ibadah, persamaan di hadapan hukum, hak mendapatkan pendidikan yang murah
dan berkualitas, hak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, dan
sebagainya.
Nasionalisme Kita Harus Bersifat Liberal
Nasionalisme bisa
dipraktikkan dalam sebuah sistem pemerintahan sosialis, komunis,
ultranasionalis, etnis, atau liberal-demokratis. Masyarakat Indonesia yang
sangat plural ini akan menjadi ancaman serius bagi nasionalisme jika negara
kebangsaan yang kita bangun bersifat sosialis, ultranasionalis a la nazisme
Jerman dan fasisme Italia, atau komunis. Alasannya sederhana, hak individu akan
kebebasan, otonomi dan kesetaraan (equality) dalam masyarakat dirampas
oleh negara dalam sistem pemerintahan sosialis, komunis, dan ultranasionalis
(Ian Adams, 1995: 82).
Tantangan bagi
nasionalisme Indonesia ke depan adalah bagaimana kita mewujudkan sebuah negara
kebangsaan yang bersifat liberal-demokratis di mana hak-hak dasar setiap warga
negara diakui, dihormati, dan dijamin, di mana hukum ditegakkan secara pasti
dan adil, di mana negara mewujudkan kesejahteraan umum, dan sebagainya. Itulah
alasan dasar tekad para pemuda 78 tahun yang lalu, yakni menjadi satu Indonesia
demi mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
B.5 Manfaat sikap Patriotisme dalam Pendidikan
Kita tahu
patriotisme merupakan wujud sikap cinta tanah air.
Pendidikan yang baik adalah
pendidikan yang menyentuh aspek jiwa pada pelajar.
Patriotisme membawa kemajuan bangsa apalagi dalam bidang
pendidikan.
Sikap patriotisme, nasionalisme, dan hidup mandiri merupakan hal
yang sangat penting. Karena akan membawa kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa.
Program ini harus ditanamkan pada anak sejak dini. Dengan menanamkan sikap
ersebut sejak dini generasi penerus kita mampu bertindak sesuai dengan
nuraninya dan mampu membangun bangsa tanpa tergantung pada bangsa lain.
Mengingat pentingnya hal tersebut sehingga harus diajarkan pada
anak sejak usia dini. Sebab pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini dapa
memberikan dasar pengetahuansecara spiritual, emosional, dan intelektual dalam
mencapai potensi yang optimal. Jika pendidikan sudah diberikan dengan tepat
sesuai dengan bakat dan lingkungan peserta maka lima atau sepuluh tahun ke
depan negara kita akan memiliki aset SDM yang berkualitas dan tangguh sehingga
dapat bersaing dengan bangsa lain dan memiliki keunggulan.
KESIMPULAN
·
Nasionalisme Indonesia adalah sebuah
nasionalisme bentukan, sebuah kesadaran akan identitas bangsa sebagai hasil
konstruksi karena pengalaman penderitaan dan diskriminasi oleh bangsa kolonial
Belanda. Itulah nasionalisme Indonesia, yakni sebuah penegasan akan identitas
diri versus kolonialisme-imperialisme.
·
Patriotisme adalah sikap Untuk
selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa
yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi
mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan
kemakmuran tanah air.
SUMBER:
Wisata-Buku.com
Langganan:
Postingan (Atom)